TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah drone milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) jatuh di Laut Hitam, Selasa (14/3).
AS menyebut, penyebab jatuhnya drone karena ditabrak jet Su-27 Rusia.
Adapun drone yang jatuh berjenis MQ-9 yang diklaim sebagai salah satu drone tempur paling canggih di dunia.
MQ-9 diproduksi oleh General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI) dan pertama kali diterbangkan pada tahun 2001.
Drone ini dikemudikan dari jarak jauh oleh seorang pilot dan satu operator sensor.
MQ-9 juga dijuluki sebagai "Reaper" oleh AS dan Royal Air Force (RAF).
Pesawat tak berawak ini dapat terbang dengan kecepatan mencapai 444 kilometer per jam.
Selain itu, MQ-9 juga dapat beroperasi selama 27 jam di udara pada ketinggian 50 ribu kaki.
Mantan Jenderal AS Michael Moseley menyebut, MQ-9 sebagai drone pemburu dan pembunuh pertama Angkatan Udara.
Hal ini karena ukuran dan kekuatannya yang lebih besar daripada pendahulunya, Predator MQ-1.
"The Reaper mewakili evolusi signifikan dalam teknologi dan pekerjaan drone," kata Moseley tahun 2006, dikutip dari Newsweek, Rabu (15/3).
Angkatan Udara AS telah menggunakan MQ-9 dalam misi pengintaian maupun melawan target.
Kedua tugas itu dapat dilakukan sekaligus karena memiliki sensor jangkauan yang luas.
Selain itu juga dilengkapi senjata presisi yang memberikan kemampuan untuk melakukan serangan terhadap pesawat musuh.
(Tribun-Video.com)
https://www.newsweek.com/us-mq-9-reaper-drones-compared-russias-orion-uav-1787774
Host: Agung Laksono
VP: Adam Sukmana
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #dronereaper #mq-9 #russia #amerika
AS menyebut, penyebab jatuhnya drone karena ditabrak jet Su-27 Rusia.
Adapun drone yang jatuh berjenis MQ-9 yang diklaim sebagai salah satu drone tempur paling canggih di dunia.
MQ-9 diproduksi oleh General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI) dan pertama kali diterbangkan pada tahun 2001.
Drone ini dikemudikan dari jarak jauh oleh seorang pilot dan satu operator sensor.
MQ-9 juga dijuluki sebagai "Reaper" oleh AS dan Royal Air Force (RAF).
Pesawat tak berawak ini dapat terbang dengan kecepatan mencapai 444 kilometer per jam.
Selain itu, MQ-9 juga dapat beroperasi selama 27 jam di udara pada ketinggian 50 ribu kaki.
Mantan Jenderal AS Michael Moseley menyebut, MQ-9 sebagai drone pemburu dan pembunuh pertama Angkatan Udara.
Hal ini karena ukuran dan kekuatannya yang lebih besar daripada pendahulunya, Predator MQ-1.
"The Reaper mewakili evolusi signifikan dalam teknologi dan pekerjaan drone," kata Moseley tahun 2006, dikutip dari Newsweek, Rabu (15/3).
Angkatan Udara AS telah menggunakan MQ-9 dalam misi pengintaian maupun melawan target.
Kedua tugas itu dapat dilakukan sekaligus karena memiliki sensor jangkauan yang luas.
Selain itu juga dilengkapi senjata presisi yang memberikan kemampuan untuk melakukan serangan terhadap pesawat musuh.
(Tribun-Video.com)
https://www.newsweek.com/us-mq-9-reaper-drones-compared-russias-orion-uav-1787774
Host: Agung Laksono
VP: Adam Sukmana
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #dronereaper #mq-9 #russia #amerika